Kamis, 31 Juli 2008

LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK

Merupakan penyakit sistemik evolutif pada satu atau beberapa organ tubuh di tandai inflamasi luas pada pembuluh darah dan jaringan ikat, bersifat episodik diselingi periode remisi.

ETIOLOGI

Penelitian menunjukkan bahwa etiologi SLE berhubungan dengan berbagai faktor yang saling terkait. Di antaranya :

  1. Faktor genetik : di sini disertai petanda penyakit genetik seperti defisiensi herediter komplemen, dan imunoglobulin atau jenis fenotip HLA (DR2 dan DR3)

  2. Faktor endekrin terutama timbul pada masa peningkatan aktifitas hormonal.

  3. Faktor obat yang dapat menggangu respon imun host

  4. Faktor infeksi dimana infeksi virus tertentu dapat menimbulkan endapan kompleks imun atau anti nuklear

Manifestasi klinik

Gejala yang timbul merupakan manifestasi aktivitas auto antubodi atau depot kompleks imun berupa :

  • Demam dan astenia

  • Kelainan kulit dan mukosa : dermatitis, fotosensivitas, alopeksia non sikatriks

  • Kelainan sendi, tulang, dan otot: artitis, tenosinovitas, miositis

  • Kelainan ginjal: lupus nefritis mesangial, glomerulonefritis membranosa

  • Manifestasi neuropsikiatrik: manifestasi sentral ( kejang) manifestasi psikiatrik (psikosis,disorientasi, delirium,depresi) neuropati.

  • Manifestasi hematologik: anemia, leukopenia trombositopenia

  • Kelainan kardiovaskuler: perikarditis, miokarditis,flebitis

  • Kelainan saluran nafas

  • Manifestasi gineko-obstetrik: amenore, abortus berulang, purpura trombositopenia

  • Kelainan sistem pencernaan : pendarahan intestinal usus pankreatitis

  • Gangguan mata: skotoma, keratitis

  • Infeksi: sepsis endokarditis

Kriteria LES menurut american rheumatism association (ARA) menunjukkan 4 dari 11 kriteria positif .

    1. eritema malar

    2. lupus diskoid

    3. fotosensifitas

    4. ulserasi mukokutaneus oral atau nasal

    5. artritis nonerosif

    6. nefitis **

      • proteinuria > 0,5 gr/24jam

      • silinder sel

    7. ensefalopati**

      • konvulsi

      • psikosis

    8. pleuritis atau perikarditis

    9. sitopenia

    10. imunologiserologi positif**

      • antibodi antidouble stranded DNA

      • antibodi antinuklear Sm

      • sel LE

      • serologi sifilis (positif palsu)

    11. antibodi antinuklear (ANA) positif

TERAPI

Dasar pengobatan penyakit luopus terdiri dari:

  • profilaksis: menghindari pemakaian obat tertentu, sinar matahari, kelelahan, mempertahankan fungsi organ tubuh secara optimal

  • penatalaksanan infeksi

  • salsilat: untuk terapi simtommatik atralgia dan mialgia dosis 75 mg/kg/bb/hari

  • antimalaria, biasanya hidroksiklorokuin sulfat: dosis awal 6-7 mg/kg bb/hari dalam 1 atau 2 dosis selama 2 bulan, kemudian diturunkan menjadi 5 mg/kg bb/hari.

  • Kortikosteroid

    • dosis rendah 0,5 mg/kg bb/hari: mengatasi demam, dermatitis, arteritis, efusi pleura. Dosis inisial dipertahankan minimal 4 minggu sebelum dilakukan penyapihan

    • dosis tinggi 1-2 mg/kg bb/hari dipertahankan 6-8 minggu untuk mengatasi krisis lupus, gejala neurologis SSP, anemia hemolitik akut,

    • untuk nefritis lupus gambaran mesangia biasanya di kasih terapi simtomatik

Tidak ada komentar: