Merupakan penyakit sistemik evolutif pada satu atau beberapa organ tubuh di tandai inflamasi luas pada pembuluh darah dan jaringan ikat, bersifat episodik diselingi periode remisi.
ETIOLOGI
Penelitian menunjukkan bahwa etiologi SLE berhubungan dengan berbagai faktor yang saling terkait. Di antaranya :
Faktor genetik : di sini disertai petanda penyakit genetik seperti defisiensi herediter komplemen, dan imunoglobulin atau jenis fenotip HLA (DR2 dan DR3)
Faktor endekrin terutama timbul pada masa peningkatan aktifitas hormonal.
Faktor obat yang dapat menggangu respon imun host
Faktor infeksi dimana infeksi virus tertentu dapat menimbulkan endapan kompleks imun atau anti nuklear
Manifestasi klinik
Gejala yang timbul merupakan manifestasi aktivitas auto antubodi atau depot kompleks imun berupa :
Demam dan astenia
Kelainan kulit dan mukosa : dermatitis, fotosensivitas, alopeksia non sikatriks
Kelainan sendi, tulang, dan otot: artitis, tenosinovitas, miositis
Kelainan ginjal: lupus nefritis mesangial, glomerulonefritis membranosa
Manifestasi neuropsikiatrik: manifestasi sentral ( kejang) manifestasi psikiatrik (psikosis,disorientasi, delirium,depresi) neuropati.
Manifestasi hematologik: anemia, leukopenia trombositopenia
Kelainan kardiovaskuler: perikarditis, miokarditis,flebitis
Kelainan saluran nafas
Manifestasi gineko-obstetrik: amenore, abortus berulang, purpura trombositopenia
Kelainan sistem pencernaan : pendarahan intestinal usus pankreatitis
Gangguan mata: skotoma, keratitis
Infeksi: sepsis endokarditis
Kriteria LES menurut american rheumatism association (ARA) menunjukkan 4 dari 11 kriteria positif .
eritema malar
lupus diskoid
fotosensifitas
ulserasi mukokutaneus oral atau nasal
artritis nonerosif
nefitis **
proteinuria > 0,5 gr/24jam
silinder sel
ensefalopati**
konvulsi
psikosis
pleuritis atau perikarditis
sitopenia
imunologiserologi positif**
antibodi antidouble stranded DNA
antibodi antinuklear Sm
sel LE
serologi sifilis (positif palsu)
antibodi antinuklear (ANA) positif
TERAPI
Dasar pengobatan penyakit luopus terdiri dari:
profilaksis: menghindari pemakaian obat tertentu, sinar matahari, kelelahan, mempertahankan fungsi organ tubuh secara optimal
penatalaksanan infeksi
salsilat: untuk terapi simtommatik atralgia dan mialgia dosis 75 mg/kg/bb/hari
antimalaria, biasanya hidroksiklorokuin sulfat: dosis awal 6-7 mg/kg bb/hari dalam 1 atau 2 dosis selama 2 bulan, kemudian diturunkan menjadi 5 mg/kg bb/hari.
Kortikosteroid
dosis rendah 0,5 mg/kg bb/hari: mengatasi demam, dermatitis, arteritis, efusi pleura. Dosis inisial dipertahankan minimal 4 minggu sebelum dilakukan penyapihan
dosis tinggi 1-2 mg/kg bb/hari dipertahankan 6-8 minggu untuk mengatasi krisis lupus, gejala neurologis SSP, anemia hemolitik akut,
untuk nefritis lupus gambaran mesangia biasanya di kasih terapi simtomatik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar